Renungan

Renungan Joger, Sabtu 6 Februari 2016

Hati-hati memilih pemimpin! Karena memilih pemimpin itu adalah ibarat kita memilih sopir untuk bis yang ingin kita naiki sampai ke tujuan kita secara baik dan tepat waktu bagi semua penumpangnya termasuk bagi diri kita sendiri. Dan/tapi kalau kita sudah memilih seorang sopir, minimal janganlah dia dan kernetnya kita ganggu atau pecat di tengah jalan! Hati-hatilah memilih pemimpin!

Renungan Joger, Jumat 5 Februari 2015.

Pemilu sudah selesai secara relatif baik, jujur, adil, beradab, dan bisa maupun meu diterima oleh semua pihak yang bersaing, makanya sekarang, kalau bisa, marilah kita benar2 (tidak hanya se-olah2 saja) kembali bersatu padu membangun NKRI yg konon sama2 sangat amat kita cintai ini secara benar2 tulus, ikhlas, dan mantap! Terima kasih!

Renungan Joger, Rabu 3 Februari 2015.

Kita memang berhak untuk mewajibkan diri kita sendiri untuk berniat dan bersikap baik terhadap siapapun juga, tapi kita sama sekali tidak berhak mewajibkan dan/atau apalagi sampai memaksa orang lain untuk berniat dan bersikap baik terhadap siapa pun juga, apalagi terhadap diri kita! Hindarilah memaksakan kehendak!

Renungan Joger, Senin, 1 Februari 2016

Karena apa dulu di tahun 1970-an, di Jerman Barat saya (Mr. Joger) tidak kuliah mencari ijasah sarjana, tapi hanya sekolah perhotelan saja? Jawabannya, disamping karena memang tidak suka berlama2 belajar dari dosen2, tampaknya waktu itu saya lebih butuh uang untuk bisa tetap hidup layak maupun keterampilan pratis daripada gelar serjana.

Renungan Joger Minggu, 31 Januari 2016

Walaupun bukan genius dan bahkan juga tidak termasuk orang yang benar2 pintar, tapi saya sangat percaya bahwa untuk bisa dan boleh menjadi orang sukses atau bisa dan boleh hidup bahagia lahir batin di dunia yang fana dan penuh misteri ini, manusia tidak wajib punya setumpuk gelar sarjana, tapi juga tidak wajib untuk tidak punya gelar sarjana. Jangan dewa-dewakan, tapi juga jangan remehkan sarjana!

Renungan Joger Sabtu, 30 Januari 2016

Wah, kalau ‘wakil rakyat yang terpilih untuk mewakili rakyat’ saja sudah boleh tidak mau datang memenuhi panggilan kejaksaan (bahkan sampai tiga kali), berarti ‘rakyat yang diwakili oleh para wakil rakyat’ tentu lebih berhak untuk tidak datang ketika dipanggil oleh kejaksaan berapa kalipun juga! Quo vadis NKRI kita tercinta ini? Aduh!

Renungan Joger Jumat, 29 Januari 2016.

Yang lama tidak selalu kuno! Yang baru tidak selalu serasi! Tidak semua kebiasaan lama itu tidak cocok dan tidak bermanfaat dengan keadaan saat ini, tapi tidak semua kebiasaan lama itu cocok dan bermanfaat dengan keadaan saat ini. Marilah kita jalankan berbagai kegiatan kehidupan (vita aktiva) kita masing2 secara baik, jujur, adil, bertanggung jawab, dan tahu diri saja!

Renungan Joger, Kamis 28 Januari 2016

Marilah kita dukung pemerintah kita yang sah dalam berpikir, berdoa, bekerja, maupun berkarya membangun kesejahteraan yang adil dan beradab bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk bagi para pendukung pihak yang tidak menang dalam Pemilu yang lalu, sambil tetap menjaga kesadaran dan kewarasan akal sehat kita yang baik, cerdas, kritis, dewasa, dan bijaksana! Bersatu dan bangkitlah Indonesia!

Renungan Joger Selasa 26 Januari 2016

‘Binatang langka’ saja dilindungi, mudah-mudahan saja pengusaha langka seperti Mr. Joger juga dilindungi. Terima kasih dan merdeka!

Renungan Joger, Senin 25 Januari 2016

Kalau bisa, marilah kita cari, kumpulkan, hemat, tabung, kelola, manfaatkan, dan bahkan bagi-bagikan uang secara benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) wajar alias benar-benar merdeka alias secara benar-benar baik, jujur, adil, ramah, rajin, beradab, dan bertanggung jawab lahir batin di sini maupun di akhirat kelak.

Renungan Joger, Minggu 24 Januari 2016

Joger adalah sebuah keluarga di mana semua anggota keluarganya percaya bahwa untuk bisa dan boleh menikmati hidup yang baik dan/atau layak, kami semua merasa wajib dan berhak untuk berpikir, berdoa, bekerja, berkarya, berhemat, bayar pajak, maupun berbagi secara wajar atau secara merdeka atau secara baik, jujur, ramah, rajin, dan bertanggung jawab. Wajar itu sederhana!

Renungan Joger, Sabtu, 23 Januari 2016

Pelajari semua ilmu yg baik dan bermanfaat! Perhatikan semua nasehat yg sehat! Gugu dan tirulah semua guru yang memang pantas & perlu kita gugu dan tiru! Tapi kalau bisa, tetaplah berpikir, berdoa, berbicara, berperasaan, bergaul, bayar pajak, dan berbagi, sesuai dengan suara hati nurani kita yang terdalam saja pada setiap kesempatan maupun kesempitan kita masing2! Terberkatilah kita semua!

Renungan Joger, Kamis 21 januari 2016

Awas 1001 awas, ternyata masih banyak juga sesama anak bangsa kita yang masih saja belum mau, belum mampu, belum sempat, belum ikhlas, dan belum mantap menyadari dan memahami perbedaan antara hal-hal yang benar-benar baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dengan hal-hal yang seolah-olah saja baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri. Aduh!

Renungan Joger, Kamis, 14 Januari 2016

Apakah NKRI kita ini memang benar-benar butuh kehadiran “Ormas” (Organisasi Massa)? Kalau kita katakan NKRI kita ini tidak butuh “Ormas”, tapi, kok ada banyak sekali “Ormas” yang bahkan eksis lebih nyata daripada “organisasi-organisasi resmi lainnya”? Tapi kalau kita katakan NKRI kita ini butuh, kira-kira untuk apa, untuk siapa, dan kapan, sih dibutuhkan?

Renungan Joger, Rabu, 13 Januari 2016

Kalau memang ingin membangun NKRI yang konon sama2 sangat amat kita cintai ini, sudah selayaknyalah kita punya rasa malu yang baik dan sehat, dalam arti seharusnyalah kita malu melakukan hal-hal yang jahat, korup, dan mentang2 bukan malah malu untuk hidup secara baik, jujur, adil, bijaksana, dan walaupun harus hidup sederhana (tidak miskin, tapi juga tidak kaya raya dari hasil KKN). Hati2lah!

Renungan Joger, Senin, 11 Januari 2016

Salah satu (bukan satu2nya) pengetahuan yang sangat perlu kita ketahui, adalah bahwa jadi pengusaha yang baik itu bukanlah hanya sekedar menciptakan lapangan pekerjaan se-banyak2-nya, tapi lapangan pekerjaan yang benar2 menyejahterakan para pemangku kepentingan, disamping juga harus bayar pajak secara wajar (jangan kurang ajar).

Renungan Joger, Sabtu 09 Januari 2016.

Meniru memang gampang. Dan menjiplak jauh lebih gampang. Tapi membuat atau menciptakan disain baru yang benar-benar baru, walaupun belum tentu disukai semua orang, tetap saja lebih baik, lebih jujur, dan lebih terhormat. Biasakanlah membeli maupun memakai kaus2 dengan hasil karya seniman2 yang benar2 baik, jujur, dan kreatif. Jauhilah kaus2 jiplakan! Oke? Terima kasih!

Renungan Joger, Rabu 6 Januari 2016.

Jadi pengusaha itu memang mudah, enak, dan bisa hidup makmur sebagai orang kaya raya, tapi kalau tidak baik, tidak jujur, tidak ramah, tidak rajin, tidak hemat, tidak berani, tidak tegas, tidak bertanggung jawab, tidak bayar pajak, tidak altruis, tidak filantropis, tidak paham konsep marketing, dan tidak berhati-hati, ternyata juga bisa susah dan/atau bahkan bangkrut, he…he.
 

 

Renungan Joger, Selasa, 5 Januari 2015.

Tahukah Anda bahwa Garing bukanlah sebuah LSM dan juga bukan Ormas (Organisasi Massa), melainkan hanya sebuah Niat Swadaya Masyarakat (NSM) yang merupakan wadah berkumpulnya niat-niat baik orang-orang yang sudah merasa mampu & mau bersyukur kepada Tuhan Yang Mahaesa atas rezeki tiGA piRING setiap hari. Garing bukan garong! Garing tiga piring!

Renungan Joger, Senin 04 Januari 2015.

Sebentar lagi (tanggal 19 Januari 2016) Joger baru akan genap berusia 35 tahun. Sudah banyak asam garam kehidupan yang sudah sama-sama kami jalankan sebagai sebuah keluarga yang makin hari makin banyak anggotanya. Dengan ini kami sekeluarga mohon dukungan doa, restu, saran, maupun keritik Anda! Terima kasih! Merdeka!

Renungan Joger, Minggu 03 Januari 2015

Seringkali kami merasa heran campur sedih melihat bagaimana politik uang (money politics) sudah sangat amat jauh merusak nilai-nilai moral, etika, kejujuran, kebijaksanaan, maupun kesantunan para memimpin rakyat, penyambung lidah rakyat, pengayom rakyat, pembela rakyat, pelayan rakyat, pendidik rakyat, maupun para wakil rakyat yang mabuk kepayang dan jatuh cinta pada harumnya uang haram. Quo vadis reformasi?

Renungan Joger Sabtu 2 Januari 2015.

Sebaik dan sehebat apa pun buah pikiran, ide, paradigma, keyakinan, filsafat, maupun ajaran agama kita, janganlah sebarluaskan atau tularkan secara paksa, tapi pakailah cara2 yg benar2 baik, jujur, ramah, adil, rajin, dan beradab saja! Jauhilah pemaksaan! Terima kasih!

Renungan Joger Kamis, 31 Desember 2015

Sebaik dan sehebat apa pun buah pikiran, ide, paradigma, keyakinan, filsafat, maupun ajaran agama kita, janganlah sebarluaskan atau tularkan secara paksa, tapi pakailah cara2 yang benar2 baik, jujur, ramah, adil, rajin, dan beradab saja! Jauhilah pemaksaan! Terima kasih!

Renungan Joger Rabu, 30 Desember 2015.

Setelah IMB (Izin Mendirikan Bangunan) benar2 kami terima, berarti tidak berapa lama lagi (keluarga Joger) akan segera mengadakan revolusi fisik dengan mengorbankan halaman maupun rumah tinggal kami yang terletak tepat di belakang Pabrik Kata-Kata Joger, Jl. Raya Kuta, antara lain untuk menambah ruang parkir demi mengurangi kemacetan lalu lintas umum. Selamat tahun baru 2016.

Renungan Joger, Senin 28 Desember 2015

Jika niat atau tujuan kita memang ingin ribut atau memang ingin bentrok melampiaskan emosi dan kekecewaan, ada banyak sekali alasan yang walaupun tidak boleh, tapi bisa saja kita jadikan alasan untuk ribut maupun bentrok, tapi kalau ingin damai, ada lebih banyak lagi alasan untuk damai. Pada dasarnya semuanya sangat amat tergantung pada keinginan atau niat kita saja! Setuju?

Renungan Joger, Minggu, 27 Desember 2015.

Kalau bisa, jauhilah kebiasaan buruk mengkonsumsi obat keras maupun minuman keras yang cenderung mengeraskan hati dan kepala kita! Marilah kita jaga keamanan dan ketenteraman pulau bali kita tercinta ini dengan hati maupun kepala yang tidak keras! Hentikanlah kekerasan! Marilah kita cintai Bali secara wajar!
 

 

Renungan Joger, Sabtu 26 Desember 2015

Selamat Hari Natal dan Tahun Baru (25 Desember 2015 dan 1 Januari 2016). Semoga damai & kasih yg dipancarkan oleh Tuhan Yang Mahadamai benar2 kita undang masuk ke dalam otak dan hati kita, sehingga niat dan keinginan untuk menang sendiri maupun keinginan untuk memaksakan kehendak pun tidak mendapat tempat di dalam otak & hati kita! Baik, jujur, adil, damai, dan sehat!

Renungan joger, Rabu 23 Desember 2015.

Bersedia berdamai setelah bentrok memang baik & bermanfaat bagi kebaikan kita bersama, tapi bersedia mengendalikan diri untuk tidak bersikap mentang2 dan tidak memakai kekerasan untuk memaksakan kehendak, mungkin bisa jauh lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kebaikan dan kesejahteraan kita bersama. Preventif lebih baik dari pada kuratif! Mari kita cintai Bali secara adil dan beradab!

Renungan Joger Selasa, 22 Desember 2015

Tampaknya, dunia ini sudah makin tua dan makin pelupa, sehingga banyak orang yang dulu ketika masih kuliah dan/atau masih belum menjadi politikus, begitu hebat melakukan berbagai demonstrasi protes ini protes itu, setelah jadi pejabat publik dan punya kedudukan, eh malah balik didemo maupun diprotes karena sangat amat patut diduga melakukan hal-hal yang tidak baik dan tidak jujur. Quo vadis reformasi?

Renungan joger, minggu 20 Desember 2015.

Lebih baik ribut berdebat maupun saling bongkar kebusukan untuk kemudian sepakat melakukan berbagai perubahan ke arah yang baik, lebih baik, lebih jujur, lebih adil, lebih maju, dan lebih banyak menyejahterakan rakyat banyak, bukan malah dalam rangka berkolusi menggendutkan pundi-pundi segelintir pemburu rente pongah di atas sana. Dukung yang baik, hukum yg korup! Setuju?