SEJARAH TEMAN JOGER

Pada tahun 1987, karena belum memakai komputer, saya/kami Pak/Mr. Joger yang kecil, jelek dan bodoh ini secara otonom memutuskan untuk menutup 2 dari 3 toko Joger yang padahal semuanya ramai, laris serta menguntungkan secara materi. Dengan motto “Lebih baik sedikit tapi cukup, daripada banyak tapi kurang!”, dalam arti, waktu itu saya/kami (sekeluarga) merasa kekurangan waktu untuk menikmati serta mensyukuri hidup bahagia, gara-gara terlalu banyak (beban) pekerjaan, di mana waktu itu (dengan 3 toko yang ramai & laris) bukan atau lebih tepat mengacaukan hidup kami. Dan sejak tahun 1987 itulah Joger atau yang kemudian sejak 1990 dikenal/terkenal sebagai Pabrik Kata-Kata Joger menjadi cuma ada satu saja di dunia, yaitu di Jl. Raya Kuta, Kuta (sejak dulu memang tanpa nomer). Tapi karena apa sekarang, kok “tiba-tiba” Joger berani punya rencana membuka cabang? Jawabannya adalah “Tidak! Kami sama sekali tidak ingin buka cabang! Karena kami sebenarnya hanya ingin membuka atau hanya ingin punya TEMAN JOGER saja, yang berartu TEMpat penyamAN JOGER”. Dan di bawah ini saya/kami tuliskan beberapa alasan atau motivasi yang menyebabkan saya/kami (Mr. Joger beserta seluruh anggota keluarga (besar/kecil) Joger) sampai merasa pantas, perlu, mampu dan sempat punya niat/hasrat/keinginan/rencana untuk membuka atau punya TEMpat penyamAN (TEMAN) JOGER di desa Luwus, Baturiti, Tabanan, Bali :

1). Menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi para pelanggan, pencinta maupun pengunjung Pabrik Kata-Kata Joger yang makin lama makin terasa terlalu sempit untuk menampung makin membludaknya pengunjung maupun untuk menampung jumlah stock barang yang harus kami sediakan untuk memuaskan para pelanggan, pencinta serta pengunjung yang kalau musim ramai bisa lebih dari 10 ribu pengunjung sehari (±8jam).
2). Permintaan, dorongan, desakan atau bahkan “tuntutan” dari sekitar 580 guide yang secara positif, aktif, dan rutin mengantar (bukan menggiring) para tamu mereka yang kebanyakan memang minta diantar ke Pabrik Kata-Kata Joger, Kuta Bali.

3). Untuk mengurangi kemacetan arus lalu lintas yang terpaksa sering terjadi di Jl. Raya Kuta, Kuta, Bali.
4). Untuk mengurangi urbanisasi dari daerah Tabanan ke Kuta atau le Badung atau ke Denpasar.
5). Menambah jumlah/kuantitas lapangan pekerjaan yang berkualitas (yang menyejahterakan) bagi masyarakat Bali, dalam arti bagi warga Bali yang memiliki KTP Bali, sehat, minimal lulus SMP, maksimal 20 tahun (saat seleksi transparan dilakukan), bukan maling, tidak madatan, tidak malas, tidak main judi, tidak minum miras dan tidak punya akses maupun modal untuk melamar menjadi pegawai negeri atau anggota ABRI/Polisi.
6). Untuk bisa lebih banyak lagi menyetorkan pajak (darah segar) kepada pemerintah kita yang mudah-mudahan saja makin mau dan makin mampu lebih berhemat dan lebih jujur dalam memanfaatkan serta mengelola uang/darah rakyat maupun kekayaan alam kita untuk kesejahteraan serta kemaslahatan kita bersama.
7). Dan (tentu saja) juga untuk atau dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga (besar/kecil) Joger yang heterogen secara optimal dan dalam arti seluas-luasnya, yaitu menyejahterakan diri (keluarga Joger) secara adil, beradab dan berkesinambungan tanpa membiarkan atau membuat pihak lain tetap atau apalagi tambah miskin.
8). Alasan-alasan atau motivasi-motivasi lainnya akan muncul tenggelam sesuai dengan kepantasan, keperluan, kemampuan serta kesempatan yang akan muncul tenggelam secara wajar di kemudian hari sesuai dengan “perkembangan” waktu itu saja.

Joger, Kuta, 031207. RPA.