Renungan

Renungan Joger, 04 April 2024

Lebih baik agak utopia, daripada terlalu distopia. Lebih baik agak optimis, daripada terlalu pesimis. Lebih baik agak gila, daripada benar-benar gila! Lebih baik bergaul dengan orang yang suka berpura-pura jahat, daripada bergaul dengan orang yang suka berpura-pura baik, he..he..he..

Renungan Joger, 02 April 2024

Hati-hati dan bijaksanalah memilah-milah dan memilih teman main, teman tanding, teman kerja, teman jalan-jalan, teman pesta, dan/atau apalagi memilih teman hidup yang mau diajak sehidup semati! Setuju? Setuju tidak setuju tetap thank you!

Renungan Joger, 01 April 2024

Kalau bisa, marilah kita hidup secara benar-benar wajar/optimal, cukup seumur hidup kita sendiri masing-masing saja. Oke???

Renungan Joger, 31 Maret 2024

Daripada “diam-diam makan dalam” lebih baik “ramai-ramai makan di restoran”. Setuju? Setuju tidak setuju, tetap thank you!

Renungan Joger, 30 Maret 2024

Awas 1001 awas, demokrasi kita memang tidak butuh hinaan maupun cacian, tetapi sangat butuh kritikan yang baik, jujur, adil, beradab, dan konstruktif! Setuju? Setuju tidak setuju, tetap thank you!

Renungan Joger, 29 Maret 2024

Selama korupsi, kolusi, nepotisme, koncoisme, premanisme, mafia-isme, mentang-mentangisme, mentung-mentungisme, kolonialisme, imperalisme, fanatisme, komunisme, rasialisme, diktatorisme, maupun terorisme masih belum benar-benar diberantas, janganlah bermimpi sila kelima pancasila kita bisa benar-benar terwujud!

Renungan Joger, 28 Maret 2024

Dari mana datangnya lintah? Dari sawah turun ke kali! Dari mana datangnya perintah? Dari gedung-gedung mewah, turun ke para petugas yang sebagian besar seolah-olah buta dan tuli. Oke? Terima kasih!

Renungan Joger, 27 Maret 2024

Apa gunanya kaya, kalau tidak bahagia? Tetapi mungkin lebih tidak berguna lagi, kalau setelah miskin pun kita tidak bahagia juga. Oke? Setuju? Thank U!

Renungan Joger, 26 Maret 2024

Manusia beriktikad atau orang yang benar-benar beriman kepada “Satu” Tuhan Yang Maha Esa, Mahabaik, dan Mahabijaksana, kalau jadi politikus, cenderung menjadi politisi yang benar-benar baik dan jujur, tetapi orang tidak beriktikad kalau jadi politikus, biasanya cenderung jadi tikus yang rakus, he..he..he.. Setuju?

Renungan Joger, 25 Maret 2024

Kalau bisa, tuntut, pahami, kuasai, dan/atau manfaatkanlah semua ilmu pengetahuan yang ada maupun yang terasa ada di dunia fana ini untuk mewujudkan, merawat, maupun menumbuhkembangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ini. Oke? Setuju?Terima kasih!

Renungan Joger, 24 Maret 2024

Konon sekitar 90% “laki-laki normal” biasanya pasti suka “berselingkuhria”, walaupun setelah diselidiki secara tidak terlalu seksama, ternyata sebagian besar (juga sekitar 90%) dari mereka yang diajak maupun mengajak “berselingkuhria” ternyata perempuan juga.

Renungan Joger, 23 Maret 2024

Memiliki tabungan uang dan harta duniawi yang banyak memang penting, tetapi tentu saja sebaiknya juga diimbangi dengan tabungan harta surgawi atau tabungan akhirat. Selamat menjaga keseimbangan PMDN (Penanaman Modal Dunia Nyata) dan PMA (Penanaman Modal Akhirat) secara benar-benar baik, jujur, adil, dan beradab!

Renungan Joger, 22 Maret 2024

Mengapa banyak orang hampir selalu berpikir bahwa menolong adalah posisi maupun hal yang lebih baik daripada ditolong, padahal keduanya bisa sama-sama baik dan bisa sama-sama buruk, karena keduanya sama-sama sangat amat tergantung pada niat dan cara kita menyikapinya. Setuju? Setuju tidak setuju, tetap thank you!

Renungan Joger, 21 Maret 2024

Kalau lingkungan hidup kita sudah baik, apa salahnyalah kita bersikap lebih baik??? Tetapi kalau lingkungan hidup kita sudah mulai kotor maupun rusak, apa salahnyalah kita bersihkan dan perbaiki? Marilah kita sikapi hidup maupun lingkungan hidup kita bersama ini secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggung jawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu diri. Setuju? Terima kasih! Matur suksma!

Renungan Joger, 20 Maret 2024

Alangkah indahnya hidup bersama di NKRI yang berdasarkan Pancasila ini, kalau saja Pancasila benar2 (tidak se-olah2 saja) disadari, dipahami, diterima, dimiliki, dan dijalankan secara “beritikad” atau secara “benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu-diri” dan/atau secara “benar-benar berkebaikan, berkebajikan, berkeadilan, berkeberadaban, dan berkesinambungan”. Oke? Setuju? Terima kasih!

Renungan Joger, 19 Maret 2024

Tidak semua tradisi lama itu kuno! Tidak semua tradisi baru itu baik dan cocok bagi kita yang hidup di dunia yang fana ini! Tapi sebagai manusia berakal budi, sudah selayaknyalah kita benar2 sadar, cerdas, dewasa, kritis, kreatif, bijaksana, dan/atau merdeka dalam berpikir, berbicara, berperasaan, berdebat, berdoa, beribadah, bergaul, berkomunikasi, berolahraga, berolahbatin maupun dalam menjadi suporter pertandingan apapun!

Renungan Joger, 18 Maret 2024

Kalau memang sudah waktunya dan/atau kalau memang sudah jodohnya, garam yang berasal dari laut pun bisa bertemu dan bersatu untuk saling melengkapi dengan asam yang berasal dari gunung di dapur-dapur rumah tangga atau di dapur-dapur restoran-restoran yang besar maupun kecil.

Renungan Joger, 17 Maret 2024

Sebagai sesama penerus bangsa kita, marilah kita kerahkan serta arahkan segala daya dan kuasa masing-masing untuk berkontribusi secara baik dan jujur untuk mewujudkan, merawat, maupun menumbuh kembangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang heterogen, yang otonom, maupun yg heteronomi. Terima kasih!

Renungan Joger, 16 Maret 2024

Kalau memang benar-benar ingin kaya secara wajar, sering-sering dan banyak-banyaklah lembur secara wajar dan kurangilah libur secara wajar, tapi kalau sudah benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) ingin kaya raya, sering-sering dan banyak-banyaklah berlibur secara lebih wajar lagi. Merdeka!

Renungan Joger, 15 Maret 2024

Dulu hampir semua kucing sangat garang dan lincah mengejar dan menangkap para tikus yang berkeliaran di rumah-rumah maupun di gudang-gudang, tetapi belakangan, mungkin karena setiap hari diberi makanan yang enak, mereka malah berubah menjadi jinak yang takut pada tikus-tikus, he..he..he.. Itulah “evolusi negatif sebagai buah kenyamanan hidup yang terlalu nyaman” he..he..he.. Selamat berevolusi secara positif dan cepat.

Renungan Joger, 14 Maret 2024

Pemungutan dan pemanfaatan pajak yg beritikad atau yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan/atau optimal sebenarnya sangat amat bisa menjadi instrumen pewujudan, perawatan, maupun penumbuhkembangan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tetapi sayang dalam kenyataannya uang pajak yang terkumpul terlalu banyak dikorupsi justru oleh para penumpang gelap yang sangat berkuasa di NKRI kita tercinta ini.

Renungan Joger, 13 Maret 2024

Kalau tidak suka disakiti, janganlah menyakiti! Tetapi pergilah ke rumah sakit bagian kejiwaan terdekat karena kemungkinan besar jiwa kita saja yang kurang sehat. Bahkan kalau secara tiba-tiba maupun secara tidak tiba-tiba kita merasa suka disakiti, janganlah langsung merasa berhak dan/atau apalagi wajib untuk menyakiti. Setuju?

Renungan Joger, 09 Maret 2024

Hukum kenyataan hidup di dunia fana versi Joger 11012024: “segala sesuatu yang ada maupun terasa ada dalam kehidupan kita bersama di dunia fana ini, semuanya pasti punya sifat netral yang sangat amat tergantung pada niat dan cara kita menyikapinya dalam saat dan keadaan terkininya”.

Renungan Joger, 08 Maret 2024

Jangankan para politikus, bahkan (maaf) para tikus pun akan berusaha mencari solusi atau jalan keluar untuk mengatasi masalah mapupun kendala yang sedang mereka hadapi dan/atau derita.

Renungan Joger, 07 Maret 2024

Jangankan “mereka” yang realistis, bahkan “kita” yang idealis pun akan bingung beberapa saat, kalau tiba-tiba diminta memilih antara menerima 1 juta rupiah tunai yang 100% halal dan legal atau meraup 1 juta US Dollar tunai yg belum jelas asal maupun usulnya? Atau bagaimana?

Renungan Joger, 06 Maret 2024

Apakah kita memang sudah benar-benar anti korupsi, kolusi, maupun nepotisme? Atau mungkin kita hanya baru seolah-olah saja anti korupsi, kolusi, maupun nepotisme? Semoga saja para pemimpin baru di NKRI kita tercinta ini benar-benar anti korupsi, kolusi, maupun nepotisme! Semoga!

Renungan Joger, 05 Maret 2024

Hidup itu tumbuh. Tumbuh itu berkembang. Makanya, kalau bisa, marilah kita tumbuh dan berkembang menjadi diri kita sendiri masing-masing yang “beritikad” atau yang “benar-benar baik, lebih baik, maupun terbaik, tetapi tidak sampai terlalu baik, dan juga tidak sampai terlalu tidak baik”. Setuju? Terima kasih!

Renungan Joger, 04 Maret 2024

Walaupun tidak kaget, tapi saya (Mr/Pak/Sdr Joger) masih saja sering terpaksa heran melihat makin banyaknya hal-hal janggal yang terjadi di NKRI kita yang yang indah, subur, luas, kaya, punya Bhinneka Tunggal Ika, punya Soempah Pemoeda, punya Pancasila, punya adat suka bergotong-royong, punya asas kekeluargaan, punya Betara Semar dengan nasihat “Ojo dumeh”, punya UUD 1945 yang bahkan sudah empat kali diamandemen. Apa, sih yang kita tidak punya di NKRI kita tercinta ini, kok dari sejak zaman Orla, Orba, Reformasi, maupun sampai sekarang ini keadilan sosial masih hanya sampai di bibir saja?

Renungan Joger, 03 Maret 2024

Bagi orang2 Indonesia yg benar2 merdeka, membantu sesama yg mereka yakini masih benar2 pantas, perlu, dan mau ditolong bukanlah hanya sekadar hak dan kewajiban mereka, tetapi juga merupakan kegiatan positif (baik dan bermanfaat) yg sangat suka mereka lakukan secara benar2 baik, jujur, bebas, sering, adil, beradab, bermoral, beretika, bertanggungjawab, dan/atau secara benar2 merdeka! Setuju? Atau bagaimana?

Renungan Joger, 02 Maret 2024

Hidup bersama di dunia fana yang hampir selalu penuh misteri ini memang sebaiknyalah enak, tetapi tidaklah seenaknya! Pemerintahan sebuah kerajaan memang bisa dan boleh saja menaikan tarif pajak seenaknya, karena pemimpin mereka, kan raja atau ratu, bukan presiden dan juga bukan perdana mentri, tetapi karena apa kerajaan Thailand tidak menaikkan tarif pajaknya seenaknya? Apakah Kerajaan Thailand memang lebih tidak mau seenaknya? Quo Vadis pajak di NKRI? Marilah kita kembali ke jalan yang “beriktikad”!!!