Renungan

Renungan Joger, Senin 14 November 2016.

Jangan pernah mimpi untuk menerima nasib baik yang selalu disediakan oleh Tuhan Yang Mahapengasih dan Mahapemurah, kalu kita sendiri dan para stakeholder (terutama para penguasa) belum benar-benar mau dan mampu berintrospeksi dan memperbaiki diri! Okey?

Renungan Joger, Minggu, 13 November 2016.

Sebagai orang yang saleh, sudah selayaknya lah kita bersikap sumeh, tidak dumeh, dan juga tidak melakukan hal-hal yang aneh2!

Renungan Joger, Sabtu 12 November 2016.

Ketika di atas, tidak menindas. Ketika di bawah, tidak beringas. Ketika di kiri, tidak ekstrem kiri. Ketika di kanan, tidak ekstrem kanan, dan bahkan saat di tengah pun jangan sampai ekstrem tengah! Wajar-wajar sajalah.

Renungan Joger, Jumat 11 November 2016.

Kalau memang masih ingin tetap bisa dan boleh menikmati dan/atau mensyukuri kehidupan yang bahagia secara mulus dan terus-menerus, tetaplah cari dan kelola “fulus” secara lurus dan tulus, jauhkanlah pemakaian akal bulus!

Renungan Jojger, Kamis 10 November 2016.

Berpikir adalah salah satu tanda bahwa kita masih hidup. Makanya kalau memang masih hidup dan ingin tetap hidup, berpikirlah! Kalau masih punya otak, pakailah otak, tapi kalau sudah tidak punya otak, tetaplah berpikir, walaupun dengan “otak-otak”. Merdeka!

Renungan Joger, Rabu 9 November 2016.

Dulu, di jaman ORLA maupun ORBA, banyak orang takut meng(k)ritik, tapi sekarang, di era reformasi, malah banyak orang pongah yang suka meng(k)ritik secara menakutkan! Merdeka!

Renungan Joger, Senin 7 November 2016.

Kebebasan berbicara adalah salah satu (bukan satu-satunya) kebebasan yang boleh dan bisa kita manfaatkan secara enak di alam demokrasi maupun reformasi ini, dan/tetap justru karena itulah kita tetap tidak boleh bicara seenaknya, apalagi di ruang publik!

Renungan Joger, Minggu 6 November 2016.

Kalau keadaan eksternal tidak terkendali, minimal kendalikanlah pikiran kita sendiri agar jangan sampai negatif, karena pikiran negatif bukan hanya bisa membuat diri kita menderita, tapi juga bisa membuat orang lain menderita dan rezeki menjauh!

Renungan Joger, Jumat, 04 November 2016.

Orang yang benar2 (tidak hanya se-olah2 saja) kreatif adalah orang yang benar2 merdeka yg tidak pernah bersedia menjadi pengekor, kecuali jika memang benar-benar mau dan mampu jadi “pengekor” yang “benar2” lebih baik, lebih unik, lebih bermanfaat, dan lebih menyenangkan daripada yang pertama!

Renungan Joger, Kamis 3 November 2016.

Kalau memang benar2 ingin mengabdi, sebenarnya ada banyak sekali cara untuk mengabdi dan menunjukan cinta kita pada negeri ini. Makanya, Kalau bisa, janganlah sampai terpaksa mengeluarkan biaya2 siluman, apalagi kalau sampai harus menjual sawah atau ladang hanya untuk memperoleh setatus ‘abdi masyarakat’ atau pegawai negeri. OK?

Renungn Joger, Rabu 2 November 2016.

Sebagai orang yg tidak terlalu paham politik maupun hukum, saya (Mr.Joger) merasa sangat sedih dan kaget mendengar Pak Dahlan Iskan sampai dijadikan “tersangka korupsi” Menurut saya, sudah seharusnyalah NKRI kita tercinta ini punya cara maupun kebijakan yg benar2 mau dan mampu menyelamatkan anak bangsa sebaik dan sejujur Pak Dahlan Iskan dari jerat hukum positif kita. Merdeka!

Renungan Joger, Selasa 1 November 2016.

Salah satu (bukan satu-satunya) nasehat Guru Semar yang sangat amat baik dan bermanfaat bagi persatuan maupun kesatuan di NKRI kita yang indah, luas, subur, kaya, punya soempah pemoeda, punya bhineka tunggal ika, berdasarkan pancasila, punya lebih dari 250 juta rakyat yang heterogen, dan konon sama2 sangat amat kita cintai ini, adalah “Ojo Dumeh!” alias “Jangan mentang2!” Oke?

Renungan Joger, Senin 31 Oktober 2016.

Kekerasan phisik (fisik), mental, maupun finansial akan terus makin marak, kalau para penggagas, provokator, maupun pelakunya belum benar-benar tahu, paham, dan benar-benar pernah merasakan betapa sakit dan sengsaranya menjadi korban.

Renungan Joger, Sabtu 29 Oktober 2016.

Walaupun tidak ingin punya musuh, tapi kami rasa ‘musuh’ yang jelas dan tegas lebih baik daripada ‘teman’ yang setengah-setengah dan oportunistis, apalagi ‘musuh’ yang suka setengah-setengah. Merdeka!!

Renungan Joger, Jumat, 28 Oktober 2016.

Apa gunanya “Soempah Pemoeda”, apa gunanya Proklamasi, apa gunanya Pancasila, apa gunanya Bhineka Tunggal Ika, apa gunanya Reformasi, kalau tidak benar-benar kita pahami, hayati, serta jalankan secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggung jawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, sehingga bermanfaat secara optimal.

Renungan Joger, Rabu 26 Oktober 2016.

Marilah kita imani Tuhan sebagai Yang Mahabaik, lalu amalkanlah hal2 yang benar2 baik dengan niat dan cara yang benar2 baik sehingga jiwa, raga, serta kantong kita pun bisa dan boleh benar2 aman. setelah itu, barulah kta ucapkan amin, dengan harapan agar Tuhan Yang Mahapemurah mengabulkan segala permohonan kita yang baik2 dan realistis secara wajar dan berkesinambungan.

Renungan Joger, Selasa, 25 Oktober 2016.

Kalau kita memang benar2 manusia, karena apa banyak manusia yang sama sekali tidak punya peri kemanusiaan? Apakah kita hanya manusia di waktu senggang atau di saat kita perlu bantuan saja? Marilah kita tetap menjadi manusia yang benar2 manusia dengan senantiasa memanusiakan sesama manusia!

Renungan Joger, Jumat 21 Oktober 2016.

Setoran duit boleh lebih, setoran kasih sayang tidak boleh kurang!
Apa gunanya peningkatan setoran duit, kalau ternyata diiringi dengan menurunya setoran kasih sayang! Oke!

Renungan Joger, Kamis 20 Oktober 2016.

Marilah kita berdoa dan memanfaatkan niat baik maupun akal sehat kita dalam memilih calon pemimpin untuk memimpin rakyat di daerah2 yang ada di NKRI kita yang indah, luas, subur, dan kaya, punya Soempah Pemoeda, punya Bhineka Tunggal Ika, berdasarkan Pancasila, dan konon sama2 sangat amat kita cintai ini! Jangan pilih yang korup! Terima kasih!

Renungan Joger, Minggu 16 Oktober 2016.

Kalau bisa, marilah kita tinggalkan kecemburuan atau persaingan dalam berbuat sosial atau berbuat baik membantu sesama secara positif (maslahat), kreatif dan konstruktif, justru untuk mengurangi terjadinya kecemburuan sosial, rasa iri, maupun rasa dengki yang negatif (mudarat) dan destruktif! Oke?

Renungan Joger, Jumat 14 Oktober 2016.

Marilah kita ciptakan, tumbuhkembangkan, kelola, serta manfaatkan kekuasaan rakyat secara arif, bijaksana, jujur, adil, beradab, dan ramah lingkungan, bukan malah saling jegal atau gontok-gontokan memperebutkan posisi atau kursi dengan semangat bermusuhan yg negatif dan destruktif, Setuju? Terima kasih!

Renungan Joger Rabu, 12 Oktober 2016

Marilah kita kenali dan manfaatkan rasa iri kita secara wajar, justru untuk meningkatkan semangat bersaing yang sportif, kreatif, dan konstruktif, bukan untuk melakukan berbagai kecurangan dan kelicikan yang destruktif. Merdeka

Renungan Joger, Selasa 11 Oktober 2016.

Orang layak di sebut terpelajar, bukanlah hanya karena sudah banyak sekolah atau bertitel selangit. Orang terpelajar adalah orang yang masih membuka otak, hati dan niat baiknya untuk tetap belajar secara berbudaya dalam berupaya mempersembahkan segala daya dan karsanya untuk untuk menciptakan hal-hal yang maslahat atau lebih maslahat bagi dirinya secara optimal sebagai makhluk individu yang juga makhluk sosial yg hidup dalam lingkungan hidup yang sama!

Renungan Joger, Senin 10 Oktober 2016.

Main-main secara baik, bertanggung jawab, dalam dosis, waktu dan tempat yang tepat, biasanya malah bisa sangat bermanfaat untuk membuat hidup yang indah ini menjadi lebih indah & cerah!!

Renungan Joger, Sabtu 8 Oktober 2016.

Superman saja tidak mungkin bisa mengatasi semua masalah di DKI yg sudah numpuk selama berpuluh-puluh tahun, apalagi Ahok yg hanya manusia biasa, tapi kalau benar2 kita beri kesempatan 5 tahun lagi dan benar2 kita dukung secara baik, jujur, proaktif, dan ikhlas, mungkin saja Ahok yg punya track record yang baik, jujur, bersih, dan tegas, bisa berusaha secara lebih optimal melanjutkan perjuanganya. Mungkin!

Renungan Joger, Jumat 7 Oktober 2016.

Maaf 1001 maaf! NKRI kita yang indah, luas, subur, kaya, punya Soempah Pemoeda, punya Bhineka Tunggal Ika, berdasarkan Pancasila, dan konon sama2 sangat amat kita cintai ini, butuh warga atau rakyat atau orang2 yang benar2 (tidak hanya se-olah2 saja) baik, jujur, ramah, rajin, bertanggung-jawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat & tahu diri! NKRI tidak butuh pemalas yang munafik!

Renungan Joger, Kamis 6 Oktober 2016.

Yang sedang kaya, jangan mentang2 kaya! Yg sedang miskin, jangan mentang2 miskin! Yang sedang punya pentong, jangan mentong2! Yang sedang berkuasa, jangan mentang2 berkuasa! Marilah kita penuhi kehidupan se-hari2 kita dengan niat dan sikap yang wajar2 saja! Jangan ber-lebih2-an, tapi juga jangan sampai terlalu jauh di bawah kesadaran dan kapasitas kita sebagai manusia biasa! OK?

Renungan Joger, Selasa 4 Oktober 2016.

Maaf 1001 maaf! Hanya orang2 yg superbingung sajalah yg percaya bahwa uang rupiah yg benar2 asli buatan pemerintah NKRI yang sah, bisa didapat dengan memohon dari langit, tanpa bekerja maupun berkarya nyata secara baik, jujur, ramah, rajin, bertanggung-jawab, dan bermanfaat bukan hanya bagi diri, keluarga, kelompok, maupun partainya sendiri saja secara wajar (baik, jujur, adil & beradab).

Renungan Joger, Sabtu 1 Oktober 2016

Apa gunanya penegakan hukum atau supremasi hukum dalam sebuah negara hukum, kalau ternyata sistem maupun hukum kita hanya baik & bermanfaat untuk melindungi, menyelamatkan, memanjakan & menggendutkan deposito segelintir oknum ‘pemimpin rakyat’, ‘wakil rakyat’, ‘abdi rakyat’, maupun ‘penyambung lidah rakyat’ yg selfis & korup!

Renungan Joger, Jumat, 30 September 2016.

Kalau bisa, marilah kita sikapi semuaq pemangku kepentingan alias semua stakeholder Bali, bukan hanya para atlit berprestasi, bukan hanya para pelatih bertangan dingin, dan juga bukan hanya para pendukung setia, para sponsor royal, dan para pengurus KONI Bali, secara benar-benar baik, jujur, adil, wajar, beradab, bertanggung-jawab, dan berkesinambungan! Terima kasih! Terima kasih!