Renungan

Renungan Joger, Minggu, 08 Agustus 2021

Kalau kita sendiri ingin dan suka kesalahan-kesalahan kita dimaafkan, seharusnyalah kita juga mau, mampu, dan menyempatkan diri kita untuk memaafkan kesalahan-kesalahan sesama yang sudah disadari, dipahami, diakui, dan disesali! Oke?

Renungan Joger, Selasa, 03 Agustus 2021

KALAU BISA, JANGANLAH TERLALU BESAR KEPALA KETIKA DIPUJI, SEHINGGA KITA PUN TIDAK PERLU SAMPAI TERLALU BERKECIL HATI KETIKA DICACI. MERDEKA!!

Renungan Joger, Senin, 02 Agustus 2021

Orang yang terlalu percaya pada pujian-pujian yang tidak masuk akal, biasanya akan terpaksa percaya pada cacian-cacian yang jauh lebih tidak masuk akal lagi. Makanya, waspadailah pujian-pujian yang tidak masuk akal, terutama yang diberikan oleh pihak-pihak yang tidak jelas kompetensi maupun apa maunya. Oke?!!

Renungan Joger, Minggu, 1 Agustus 2021

Janganlah menuntut HAM (Hak Azasi Manusia) kita dihargai dan dilindungi secara baik dan benar, kalau KAM (Kewajiban Azasi Manusia) kita belum kita jalankan secara baik dan benar! Jangan menuntut hak azasi kita untuk boleh dan bisa hidup layak, sejahtera, damai, tenang, dan/atau bahagia kalau kita masih belum menjalankan kewajiban azasi kita untuk bekerja maupun berkarya secara baik, jujur, dan rajin!

Renungan Joger, Sabtu, 31 Juli 2021

Persatuan yang dipaksakan secara tidak adil, tidak beradab, dan/atau tanpa iktikad/niat yang benar-benar baik untuk saling menghargai perbedaan secara berkesinambungan, adalah salah satu bentuk penjajahan yang harus kita hapuskan dari muka bumi maupun dari belakang bumi yang indah ini. OK?

Renungan Joger, Jumat, 30 Juli 2021

Janganlah lupa, bahwa diam dan mendengarkan juga bagian koheren dari dialog! Kalau memang belum saatnya diam, janganlah diam! Tetapi kalau memang sudah saatnya bicara, bicaralah secara wajar! OK?

Renungan Joger, Kamis, 29 Juli 2021

Jika memang ingin ditakuti, lakukanlah hal-hal negatif dengan menyakiti, menjengkelkan, melecehkan, merugikan, dan menakut-nakuti masyarakat. Sebaliknya kalau ingin dihormati secara wajar, lakukanlah hal-hal terhormat yaitu dengan membantu, mendukung, dan membesarkan hati teman-teman kita secara adil, beradab, dan berkesinambungan! Oke?!

Renungan Joger, Senin, 26 Juli 2021

Salah satu (bukan satu-satunya) penghambat kemajuan peradaban manusia, adalah karena banyak manusia malah belum benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas dan mantap mengendalikan hawa nafsu atau naluri kebinatangannya. Setuju?

Renungan Joger, Sabtu, 24 Juli 2021

Hidup ini memang sangat mirip dengan “jebakan”, tapi untuk apa merasa diri terjebak kalau perasaan itu ternyata tidak membuat kita jadi lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih waspada?

Renungan Joger, Jumat, 23 Juli 2021

Orang yang teguh mempertahankan prinsip-prinsip yang baik dan benar, biasanya bisa bernasib mujur atau sering disebut punya balung gajah. Sedangkan orang keras kepala yang suka ngawur, biasanya malah bernasib “kabur” lalu disebut punya tulang kere. Padahal Tuhan tidak menghalangi kita untuk menentukan nasib kita sendiri! Oke?

Renungan Joger, Kamis, 22 Juli 2021

Untuk membangun Negeri kita tercinta ini secara adil dan beradab, disamping butuh banyak kawan yang mendukung, kita tetap butuh beberapa “lawan” yang mau, mampu, mengkritisi maupun melawan kita ketika kita mulai bersikap tidak adil, tidak beradab, atau arogan. Setuju? Terima Kasih!

Renungan Joger, Rabu, 21 Juli 2021

Sebenarnya, “waktu” bisa jauh lebih berharga dan lebih bermanfaat daripada uang, karena kalau kita tidak punya uang, tapi masih punya banyak waktu, kita bisa saja bekerja untuk mendapatkan uang, tapi kalau kita punya uang dan tidak punya waktu, maka semuanya pun jadi buntu! Hargailah segala sesuatu secara wajar!

Renungan Joger, Senin, 19 Juli 2021

Kalau memang masih boleh memilih, tentu saja saya lebih suka bergaji Rp 5 juta per hari ketika pengeluaran saya tidak lebih dari Rp 5 juta per bulan, daripada berpenghasilan hanya Rp 1 juta per bulan ketika pengeluaran saya selalu di atas Rp 2 juta per minggu. Setuju?

Renungan Joger, Minggu, 18 Juli 2021

Tidak semua hal yang berbau porno harus kita musuhi atau jauhi sebagai pornographi, karena tidak semua orang yang berbau kambing harus kita sikapi maupun jauhi sebagai kambing. Oke?

Renungan Joger, Sabtu, 17 Juli 2021

Orang merdeka adalah orang biasa yang juga punya rasa takut yang wajar, dan/atau tetapi hampir selalu mau dan mampu menyadari, mengenali, mengelola, dan mengendalikan ketakutannya secara baik, jujur, adil, bebas, bertanggungjawab, dan otonom (tidak heteronomi). Merdeka!

Renungan Joger, Jumat, 16 Juli 2021

Kalau memang ingin hidup sehat jiwa, raga, perasaan, pergaulan, maupun “kantong”, curigailah diri kita sendiri secara baik, jujur, dan wajar sebelum mencurigai orang lain secara tidak baik, tidak jujur, serta tidak wajar.

Renungan Joger, Kamis, 15 Juli 2021

Sebuah zaman layak disebut zaman edan, yaitu zaman di mana orang-orang yang jelas-jelas tidak benar (jahat/amoral/korup) malah terpaksa harus kita terima dan hormati sebagai pejabat/penguasa, tapi sebaliknya orang-orang yang benar-benar baik dan jujur, tapi kalah bersaing, malah terpaksa kita tinggalkan atau jauhi, karena tidak punya apa-apa kecuali kebaikan, kejujuran, dan harga diri yang tidak laku dijual atau ditukar dengan duit untuk membayar tumpukan utang. Edan!

Renungan Joger, Rabu, 14 Juli 2021

Di zaman Belanda, kita sudah dijajah Belanda. Di zaman Jepang kita sudah dijajah oleh Jepang. Di era Orla kita sudah dijajah rezim Orla. di era Orba, kita sudah dijajah oleh rezim Orba. Berarti di zaman edan seperti sekarang ini, kalau tidak hati-hati, kemungkinan besar kita akan dijajah justru oleh orang-orang edan!!

Renungan Joger, Senin, 12 Juli 2021

Kalau memang ingin hidup tenteram, damai, sejahtera, dan/atau bahagia lahir batin di dunia maupun di akhirat kelak, hargailah “daya ingat” maupun “daya lupa” kita sendiri maupun “daya ingat” maupun “daya lupa” orang lain secara wajar dan berkesinambungan! janganlah langsung lupa untuk bersabar ketika ada orang sedang “lupa untuk ingat” maupun “ingat untuk lupa”, karena “lupa” itu sebenarnya sama saja dengan “sedang ingat untuk tidak ingat”. Logika sederhana dari joger.

Renungan Joger, Minggu, 11 Juli 2021

Lupakanlah hal-hal yang sudah pantas dan perlu kita lupakan, tetapi tetaplah ingat hal-hal yang masih pantas dan perlu kita ingat! Silakan lupa keindahan negeri orang, janganlah lupa kemolekan negeri sendiri. Silakan lupa anak mertua orang lain, tetapi janganlah lupa anak mertua sendiri. Silakan lupa menasehati orang lain, janganlah lupa introspeksi. Silakan lupa kemilaunya “gigi emas” tetangga, tetapi tetaplah ingat untuk tetap membersihkan dan merawat gigi sendiri! Setuju?

Renungan Joger, Sabtu, 10 Juli 2021

Politik itu sebenarnya, adalah manajemen kekuasaan rakyat yang diberikan (bukan dijual) oleh rakyat kepada para pemimpin maupun wakil rakyat untuk menciptakan kemaslahatan, dan kesejahteraan rakyat kecil, besar, maupun sedang secara baik, jujur, adil, transparan, beradab, dan berkesinambungan (tidak hanya di saat-saat menjelang atau pasca pemilu saja). Jadilah penguasa yang merdeka!

Renungan Joger, Jumat, 09 Juli 2021

Pada dasarnya persatuan dan kesatuan hanya pantas dan perlu kita pelihara atau jaga keutuhannya, apabila semua pihak, baik mayoritas maupun minoritas benar-benar mau dan mampu memiliki iktikad/keyakinan/maksud/hasrat/komitmen yang benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, yang dilakukan secara tekun dan tahu diri. Thank you.

Renungan Joger, Kamis, 08 Juli 2021

Kalau bisa, janganlah sering-sering berlagak kaya ketika kita masih belum kaya, tetapi juga janganlah tetap saja berlagak atau mengaku miskin ketika kita sudah kaya. Baik, jujur, dan wajar-wajar saja lah!

Renungan Joger, Rabu, 07 Juli 2021

Justru karena apa yang kita sebut wajar maupun sederhana itu memang sangat relatif, maka marilah kita tetap bersikap wajar dan sederhana, baik disaat kita sudah benar-benar kaya maupun ketika kita masih belum benar-benar kaya. Merdeka!

Renungan Joger, Selasa, 06 Juli 2021

Selemah-lemahnya manusia, pasti punya ketakutan. Sekuat-kuatnya manusia pasti punya kelemahan. Sebaik-baiknya manusia pasti punya kejelekan. Sejelek-jeleknya manusia, pasti punya kebaikan. Wajar-wajar saja.

Renungan Joger, Senin, 05 Juli 2021

Jangan pernah kehabisan atau kehilangan kerendahan hati dan semangat untuk mempelajari hal-hal baru yang lebih baik, lebih praktis, lebih adil, dan lebih bermanfaat bagi kemaslahatan kita bersama serta kelestarian lingkungan hdup kita bersama, lalu manfaatkanlah semua ilmu teoritis dan (terutama) praktis yang sudah sempat kita pelajari secara baik dan benar untuk benar-benar meningkatkan kesejahteraan kita bersama secara berkesinambungan!

Renungan Joger, Minggu, 04 Juli 2021

Apa gunanya gembar-gembor atau ngaku-ngaku diri paling beragama, ber-Tuhan dan pancasilais, kalau dalam keseharian kita ternyata kita tidak lebih baik, tidak lebih jujur, tidak lebih ramah, tidak lebih bertanggungjawab, tidak lebih bersyukur, tidak lebih bermanfaat, dan tidak lebih manusiawi daripada orang-orang yang kita anggap/ tuduh selfis, kapitalis komunis, ateis, maupun fasis bau amis! Wajar-wajar sajalah! Oke?

Renungan Joger, Jumat, 02 Juli 2021

Sebagai manusia yang cerdas, dewasa, berbudaya, dan beragama, sudah selayaknyalah kita bergaul secara bebas aktif dengan berbagai pihak dalam masyarakat beradab yang majemuk. Tidak perlu takut, tapi tetaplah waspada. Yang penting, tetaplah kritis dan bertanggungjawab dalam menyikapi berbagai data, informasi, konsep, filosofi, maupun ajaran-ajaran yang setiap saat menerjang menyelinap masuk ke dalam otak dan hati kita. Merdeka!!

Renungan Joger, Kamis, 01 Juli 2021

Di samping wajib dan berhak memuja maupun memuji Tuhan Yang Mahaesa dan Mahakuasa, sebagai ‘homo sapiens’ (manusia yang berakal budi), sudah selayaknyalah kita mau dan mampu hidup saling menghargai dengan sesama manusia secara baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, tahu diri, berkesinambungan. Kalau bisa, wajar-wajar sajalah!

Renungan Joger, 28 Juni 2021

Manusia adalah makhluk hidup yang sangat ambigu, dalam arti, bisa menjadi makhluk mulia yang sangat kreatif, tapi juga bisa menjelma menjadi makhluk kejam yang sangat destruktif. Buktinya, ketika ada orang yang rendah hati, biasanya justru akan ramai-ramai dimuliakan banyak orang, tapi ketika ada orang tinggi hati, biasanya justru akan ramai-ramai direndahkan atau dihina oleh banyak orang! Manusia memang aneh dan suka ikut berkontribusi!