Renungan

Renungan Joger, Selasa, 26 Oktober 2021

Tahukah Anda, bahwa kebingungan maupun kemantapan, adalah dua hal yang sama-sama menular. Makanya, daripada menularkan kebingungan, mengapa tidak kita tularkan saja kemantapan? Tapi bagaimana mau menularkan kemantapan, kalau kita sendiri masih belum benar-benar mantap? Makanya marilah kita mantapkan diri kita secara optimal!

Renungan Joger, Senin, 25 Oktober 2021

Sikap rajin dan juga hemat adalah sepasang sikap atau sifat yang jelas pantas dan perlu kita miliki serta terapkan dalam kehidupan kita kalau kita memang ingin aman (terutama) di bidang finansial, karena jika kita suka bermalas-malasan maka kita pun tidak akan bisa punya apa-apa yang bisa kita sikapi secara hemat.

Renungan Joger, 24 Oktober 2021

Sila pertama pancasila mengajak kita untuk benar-benar menyadari, memahami, serta meyakini bahwa Tuhan tidak hanya sekadar “Esa” atau “Satu” dalam pengertian bilangan dalam matematika dan/atau aritmatika yang bisa dan boleh ditambah, dikurangi, dikalikan, dibagi-bagi, atau dimonopoli oleh maupun untuk siapa dan apa pun juga. Tuhan itu Maha Esa! Merdeka!

Renungan Joger, Sabtu, 23 Oktober 2021

Sebagai manusia biasa yang tidak mungkin bisa sebaik, sesuci, dan/atau sesempurna malaikat, tapi toh, juga tidak secara sadar dan sukarela mau dan mampu berlama-lama bersikap sekeji, sekejam, dan/atau sejahat binatang buas, setan, maupun iblis. Marilah kita hidup bersama secara sewajar-wajarnya saja, jangan terlalu ekstrem, jangan terlalu berlebih-lebihan, dan/tapi juga jaganlah sampai terlalu memuja-muja maupun terlalu mencurigai atau apalagi memojokkan atau memberikan cap/stigma/stempel negatif secara berlebih-lebihan juga! Stop kementang-mentangan!!

Renungan Joger, Jumat, 22 Oktober 2021

Walaupun mungkin memang sangat tidak mudah, tapi marilah kita tetap berpikir, berbicara, berperasaan, bersikap, dan bertindak secara baik, jujur, adil, ramah, rajin, bertanggungjawab, berinisiatif, berani, bersyukur, tekun, dan tahu diri di segala cuaca, justru agar teman-teman, sanak keluarga, maupun orang-orang di sekitar kita tidak sampai terpaksa atau repot-repot curiga, berprasangka buruk, atau berpikir negatif tentang kita. OK?

Renungan Joger, Kamis, 21 Oktober 2021

Kalau berbeda itu memang boleh dan bisa kita anggap sebagai sesuatu yang salah atau dosa, berarti kita semua tidak ada yang benar dan tidak ada yang tidak berdosa. Untuk itu, marilah kita terima dan/atau bahkan syukuri perbedaan-perbedaan keyakinan maupun pilihan selera kita dalam berbagai hal positif secara baik, cerdas, dewasa, berbudaya, konstruktif, kreatif, inovatif, bertanggungjawab, dan/atau wajar-wajar saja. Oke?

Renungan Joger, Selasa, 19 Oktober 2021

‘Debat publik’ adalah perdebatan (yang terpaksa) dilakukan ketika ada urusan publik maupun urusan republik yang begitu pentingnya, sehingga banyak orang (publik) merasa pantas dan perlu membahasnya secara terbuka dalam rangka mencari kesepakatan atau solusi terbaik bagi kemaslahatan bersama. Sedangkan ‘debat kusir’ adalah perdebatan antara ‘kusir dan kudanya’. Oke?

Renungan Joger, Senin, 18 Oktober 2021

Kalau bisa, janganlah biarkan rasa cinta maupun rasa tidak cinta kita kehilangan arah, nalar, kelenturan, maupun toleransinya. Jangan biarkan emosi kita mengendalikan sikap mauapun hidup kita ke arah yang sesat atau destruktif. Manusia yang berbudaya adalah manusia yang mau dan mampu menguasai dan mengatur, bukan dikuasai dan diatur oleh perasaan benci maupun cintanya. Kuasai perasaan kita! Oke?

Renungan Joger, Minggu, 17 Oktober 2021

Harta, kekayaan, maupun kejayaan yang diperoleh secara tidak baik, tidak jujur, dan tidak adil, tidak mungkin bisa merawat kebahagiaan hidup lahir batin di dunia dan di akhirat. Kalau tidak percaya tanyakanlah pada guru agama Anda masing-masing! Terima kasih!

Renungan Joger, Rabu, 13 Oktober 2021

Banyak orang secara salah kaprah mengira atau mengidentikkan “kemerdekaan” sama saja dengan “kebebasan” belaka. Padahal kebebasan yang tidak kita dasari dengan iktikad atau niat baik, maka kebebasan pun bisa saja berubah dari arti esensinya dan menjadi “ketidakmerdekaan” atau “penindasan” yang biadab dan mudarat. Kemerdekaan itu konstruktif dan bisa dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat. OK?

Renungan Joger, Selasa, 12 Oktober 2021

Sulit dan besarnya biaya untuk memperebutkan kursi, sering kali membuat beberapa wakil rakyat maupun pejabat publik merasa berhak atau bahkan wajib untuk menjauh atau jaga jarak dengan rakyat biasa sampai 4 tahun lagi.

Renungan Joger, Minggu, 10 Oktober 2021

Menurut kamus Joger, netral diartikan sebagai sikap yang sama sekali tidak memihak, kecuali pada kebaikan, keadilan, dan kebenaran yang benar-benar adil dan benar-benar beradab, dalam arti keadilan dan kebenaran yang maslahat bagi diri kita sendiri, tapi tidak mudarat bagi sesama maupun bagi lingkungan hidup kita bersama yang konon sama-sama kita cintai dan dambakan kelestariannya. Oke?

Renungan Joger, Sabtu, 09 Oktober 2021

Di zaman super edan seperti sekarang ini banyak penipuan justru dapat dilaksanakan oleh orang-orang berpenampilan bagus dan manis, karena kebanyakan dari kita memang lebih suka menilai seseorang hanya dari penampilan fisik atau nampak luarnya saja. Janganlah percaya begitu saja, tapi juga janganlah tidak percaya begitu saja!

Renungan Joger, Sabtu, 09 Oktober 2021

Di zaman super edan seperti sekarang ini banyak penipuan justru dapat dengan mudah dilakukan oleh orang-orang berpenampilan bagus dan manis, karena kebanyakan dari kita memang lebih suka menilai seseorang hanya dari penampilan fisik atau nampak luarnya saja. Janganlah percaya begitu saja, tapi juga janganlah tidak pecaya begitu saja!

Renungan Joger, Jumat, 08 Oktober 2021

Senyum yang tulus adalah investasi yang paling efisien, efektif, dan
sama sekali tidak merusak lingkungan, yang bahkan berdampak positif, baik untuk memelihara hubungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Mari berinvestasi senyum!

Renungan Joger, Selasa, 05 Oktober 2021

“Merasa diri kita baik” itu adalah perasaan yang baik, tapi tentu saja hanya ketika kita sudah dan akan tetap benar-benar punya niat, keyakinan, kesadaran, hasrat, rencana, kesepakatan diri, maupun inisiatif yang baik-baik yang sudah dan akan tetap kita wujudkan dalam berbagai tindakan atau perbuatan kita yang benar-benar baik dan bermanfaat bagi diri kita dalam kesadaran dan kapasitas kita sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk berakal budi, makhluk fana, makhluk religius, maupun makhluk lingkungan hidup. Oke?

Renungan Joger, Senin, 04 Oktober 2021

Apakah orang baik boleh berfikir negatif? Tentu saja boleh, asalkan memang benar-benar pantas, perlu, mampu, dan sempat untuk melakukannya. Tapi kalau bisa, janganlah sungguh-sungguh, jangan lama-lama, dan jangan sering-sering, sehingga kita pun tidak sampai terbiasa dan/atau apalagi sampai ketagihan untuk perpikir negatif, karena pada dasarnya berpikir negatif maupun berpikir positif tergantung pilihan kita.

Renungan Joger, Minggu, 03 Oktober 2021

Marilah kita syukuri berbagai “perbedaan” maupun “persamaan” alami maupun kodrati kita secara wajar alias secara baik, jujur, adil beradab, dan/atau manusiawi, karena pada dasarnya kita semua adalah sama-sama manusia ciptaan Tuhan yang Mahapencipta yang sama-sama punya fungsi, situasi, kondisi, porsi, profesi, ambisi, amunisi, gengsi, emosi, intuisi, histori, misi, maupun mimpi kita masing-masing yang bisa dan boleh saja sama, tapi boleh juga berbeda secara “bebas, bertanggung-jawab, dan tentu saja alami”.

Renungan Joger, Sabtu, 02 Oktober 2021

Apa gunanya terlalu banyak punya teman kalau ternyata mereka tidak sportif, tidak setia, dan/atau apalagi kalau ternyata licik. Lebih baik tidak punya terlalu banyak teman, yang penting jalin dan peliharalah hubungan pertemanan maupun persahabatan yang wajar dengan orang-orang yang cocok kita ajak berteman/bersahabat hanya karena mereka memang benar-benar baik, sportif, jujur, dan setia di saat suka/kaya/jaya, maupun dalam keadaan duka/tidak kaya/sengsara.

Renungan Joger, Rabu, 29 September 2021

Apapun yang mudah didapat, cenderung akan rendah nilai ekonominya. Apapun yang ditawarkan atau diobral dimana-mana, biasanya cenderung akan dianggap enteng. Apapun yang dijejali secara paksa, biasanya cenderung akan ditolak. Apapun yang benar-benar baik, bermanfaat, asli, unik, dan menyenangkan, biasanya cenderung akan disukai dan dicari oleh makin banyak orang. Itulah sebabnya Joger tetap hanya mau ada di Bali saja! Oke?

Renungan Joger, Selasa, 28 September 2021

Kesempatan memang tidak (selalu) datang dua kali, tetapi selama masih hidup, kesempatan berikutnya pasti akan datang walaupun tidak selalu sama.

Renungan Joger, Sabtu, 25 September 2021

Orang benar-benar merdeka versi Joger, adalah orang yang benar-benar tidak mau (bukan tidak mampu dan juga bukan tidak sempat) punya rencana jahat untuk dilaksanankan! Orang benar-benar merdeka versi Joger adalah orang yang benar-benar baik, jujur, dan adil!

Renungan Joger, Jumat, 24 September 2021

Kalau bisa, janganlah “luruskan sejarah secara berbelok-belok” hanya sesuai dengan kepentingan, keinginan, maupun selera kita yang tidak sesuai dengan kenyataan maupun fakta yang sesungguhnya! Marilah tulis “sejarah positif maupun sejarah kelam bangsa kita” sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya terjadi di masa lalu bangsa kita! Jauhkanlah kebohongan atau pemutarbalikan sejarah! Jangan wariskan catatan kebohongan atau pemutarbalikan fakta untuk generasi penerus bangsa kita!

Renungan Joger, Selasa, 21 September 2021

Daripada jadi manusia “super ambisius” yang cenderung harus “hidup kesepian dan kedinginan jauh di atas sana”, tentu saja lebih baik, lebih nyaman, dan lebih bahagia jadi manusia biasa yang boleh hidup sederhana dan/atau wajar-wajar saja dengan banyak teman, banyak rasa syukur, banyak cinta kasih, dan kebahagiaan di bawah sini!

Renungan Joger, Senin, 20 September 2021

Marilah kita undang dan sikapi para investor secara merdeka, dalam arti secara baik, bebas, adil, sportif, dan bertanggungjawab! Investor juga manusia biasa seperti kita, bukan kambing hitam atau kambing congek, bukan setan/iblis, bukan sapi perahan, bukan kelinci percobaan, bukan dewa penolong super sakti, tapi juga bukan malaikat super suci. Mereka butuh kita, tapi kita tentu juga butuh mereka!

Renungan Joger, Minggu, 19 September 2021

Hidup ini memang penuh risiko! Buktinya, jangankan banyak bicara, bahkan ketika kita diam dan tidak melakukan apa-apa pun tetap saja ada risiko yang harus kita terima. Makanya, marilah kita manfaatkan semangat juang kita untuk menghadapi dan mengatasi segala risiko, justru agar kita bisa dan boleh benar-benar memanfaatkan dan menikmati “manisnya” peluang-peluang yang bersembunyi di balik risiko-risiko di depan kita. OK?

Renungan Joger, Sabtu, 18 September 2021

Orang sabar itu (walaupun tidak selalu) biasanya memang bisa dan boleh saja subur dan makmur, tapi orang yang terlalu sabar maupun terlalu tidak sabar bisa saja malah ditinggal kabur. Makanya, kalau bisa, hindarilah untuk memiliki sifat maupun sikap yang terlalu sabar maupun terlalu tidak sabar. Miliki sifat dan sikap wajar sewajarnya!

Renungan Joger, Jumat, 17 September 2021

Salah satu (bukan satu-satunya) ciri negatif atau kebiasaan buruk orang-orang yang tidak atau belum benar-benar merdeka, adalah ketika mereka sedang tidak ditindas, mereka pun langsung merasa berhak dan/atau bahkan wajib untuk menindas atau memaksakan “kehendak mereka dengan memanfaatkan kekuatan fisik, mental, verbal, spiritual, maupun finansial”. Jangan takut, tapi tetaplah waspada! Oke?

Renungan Joger, Kamis, 16 September 2021

Sebagai orang yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) beragama, sudah selayaknyalah kita juga benar-benar ber-Tuhan! Sebagai orang yang benar-benar ber-Tuhan, sudah selayaknyalah kita juga benar-benar berperikemanusiaan, berwawasan lingkungan, berwawasan kebangsaan, berpikir positif, berbicara positif, bersikap positif, menghormati dan menghargai konsep maupun praksis kehidupan bersama yang benar-benar berkemerdekaan dan benar-benar berkeadilan.

Renungan Joger, Rabu, 15 September 2021

Sesuai dengan “catatan sejarah peradaban manusia”, ternyata banyak sekali “sejarah” yang “diluruskan secara berbelok-belok” sesuai dengan kepentingan, selera, maupun keinginan para pemenang yang sedang sangat amat berkuasa. Padahal sebuah bangsa yang tidak mau menulis sejarah sesuai dengan kenyataan yang terjadi biasanya tidak mungkin benar-benar maju, karena “sejarah mereka” biasanya hanyalah seperti penipuan terhadap diri mereka sendiri saja. Marilah kita belajar dari sejarah yang sesuai fakta!