Renungan Joger, Rabu, 23 September 2020.
Kalau mau kaya raya, janganlah melamar dan/atau apalagi sampai benar-benar dilantik jadi abdi masyarakat atau jadi pelayan publik yang bergaji kecil, tetapi jadilah pengusaha, walaupun dengan kemungkinan bisa benar-benar sukses dan kaya raya, tetapi juga bisa saja malah gagal, bangkrut, jatuh miskin, dan harus menanggung banyak utang uang maupun utang budi. OK? Terima kasih!
Renungan Joger, Selasa, 22 September 2020.
Kalau memang benar-benar ingin memberantas korupsi, sebaiknyalah segera dibuat undang-undang yang benar-benar tegas, jelas, dan lugas melarang (keras) siapa pun menjadi kaya maupun menjadi miskin tanpa sebab-sebab yang jelas dan logis, sehingga para penguasa maupun pejabat pun tidak sampai terlanjur hidup mewah tanpa bisa menjelaskan secara terbuka dan masuk akal sumber-sumber kekayaan mereka yang membuat banyak rakyat terpaksa tetap hidup susah dan miskin.
Renungan Joger, Senin, 21 September 2020.
Walaupun bukan yang terpenting, tapi uang adalah benda buatan manusia yang juga tidak boleh kita remehkan. Bagi pengusaha maupun penguasa yang kebetulan sudah punya banyak uang halal dan legal, janganlah hanya pandai memamerkan kebermanfaatan uang hanya untuk diri atau keluarga atau partai atau agama kita sendiri saja, tapi (kalau bisa dan juga kalau Anda berkenan) marilah kita buktikan bahwa uang halal dan legal kita yang berlimpah juga bisa dan boleh bermanfaat secara optimal bagi kemaslahatan banyak sesama manusia, kemanusiaan, maupun bagi lingkungan hidup kita bersama. Merdeka!
Renungan Joger, 19 September 2020.
Uang dan harta yang banyak bisa saja jadi anugerah, kalau saja memang benar-benar kita cari, tabung, kelola, dan distribusikan secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, ramah, rajin, bertanggungjawab, dan/atau bijaksana, tetapi bisa saja malah jadi masalah maupun musibah, kalau kita curi, rampas, dan kemudian hambur-hamburkan secara jahat, korup, sembarangan, curang, licik, maupun munafik. Setuju? Terima kasih!
Renungan Joger, Jumat, 18 September 2020.
Jumlah penduduk yang banyak bisa saja menjadi anugerah yang sangat baik dan bermanfaat, kalau saja mereka yang banyak itu benar-benar baik, jujur, adil, beradab, rajin, bertanggungjawab, dan tidak korupsi, tetapi bisa saja malah jadi masalah dan/atau bahkan beban berat, kalau mereka yang banyak itu benar-benar tidak baik, tidak jujur, malas, curang, biadab, dan korup. Bangkit dan jayalah NKRI!
Kalau orang beragama A benar-benar hanya boleh bergaul dan bersikap baik dengan orang beragama A saja. Lalu orang beragama B juga benar-benar hanya boleh bergaul dan bersikap baik dengan orang beragama B saja. Dan orang beragama C juga benar-benar hanya boleh bergaul dan bersikap baik dengan orang beragama C saja, janganlah heran kalau di dunia fana yang penuh misteri ini hanya akan boleh ada 3 agama saja, he.. he.. he.
Renungan Joger, Senin, 14 September 2020.
Paling repot kalau kita masih saja harus hidup bersama dan/atau apalagi harus bekerja sama setiap hari dengan orang-orang fanatik yang sangat amat yakin bahwa hanya diri atau kelompoknya saja yang berhak menentukan segala sesuatu, tanpa mau diajak berdialog, berunding, maupun berdebat secara baik-baik, jujur, adil, beradab, terbuka, dan tanpa kekerasan fisik, mental, maupun verbal.
Renungan Joger, Sabtu, 12 September 2020.
Seseorang layak disebut pakar adalah karena dia hampir selalu mau dan mampu membuat hal-hal yang sukar-sukar menjadi tidak sukar, bukan malah hanya pandai dan rajin membuat hal-hal yang tidak sukar malah menjadi sukar maupun tambah sukar saja, he..he. Terima kasih!
Renungan Joger, Jumat, 11 September 2020.
Justru karena hampir semua orang (orang biasa) biasanya pasti lebih suka hidup enak daripada hidup tidak enak lah sebaiknya kita semua menjaga dan/atau membatasi diri kita sendiri masing-masing agar jangan sampai kita hidup seenaknya. Oke? Terima kasih! Matur suksema!
Renungan Joger, Kamis, 10 September 2020.
Kita memang tidak bisa dan juga tidak boleh memaksa orang-orang untuk hidup bahagia, tetapi kita bisa dan boleh saja berusaha mengajak maupun memberi contoh bagaimana caranya kita hidup secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, tahu diri, dan/atau benar-benar bahagia lahir batin dunia dan akhirat.