Renungan Joger, Senin, 21 Oktober 2019.
Dalam filosofi (bukan ajaran) maupun dalam kegiatan PMA (Penanaman Modal Akhirat) kami yang sejak 1981 lakukan secara benar-benar wajar dalam NSM (Niat Swadaya Masyarakat) GARING, kami (para pendukung setianya) hanya membantu orang-orang/pihak yang kami yakini sebagai memang benar-benar masih pantas, perlu, dan mau menerima bantuan kami yang wajar secara wajar itulah yang adil dan beradab.
Renungan Joger, Sabtu, 19 Oktober 2019.
Walaupun bukan satu-satunya, tapi Ibu Tri Rismaharini, wali kota Surabaya dua periode, adalah salah satu "penguasa" yang sangat amat pantas dan perlu diteladani oleh para "penguasa" di NKRI kita tercinta ini. Selamat berkiprah secara baik, jujur, dan rajin bagi Ibu Risma. Dan Joger akan tetap mendukung pemerintah NKRI dari Bali dengan tetap menciptakan dan merawat lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah secara optimal bagi sekitar 3 ribuan orang dan bayar pajak secara wajar/optimal. Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Jumat, 18 Oktober 2019.
Kalau saja kita mau jujur mengingat sejarah para leluhur kita, semua dari mereka pasti banyak yang sudah (bahkan tidak hanya sekali) pindah agama atau mengganti cara-cara mereka untuk mewujudkan rasa hormat dan cinta mereka kepada Tuhan Yang Mahaesa, Mahabaik, dan Mahabijaksana. Makanya, jangan heran/gusar kalau sekarangpun banyak anak-anak maupun generasi penerus kita yang merasa pantas dan perlu pindah agama atau ganti cara dalam menghormati dan mencintai Tuhan Yang Mahaesa. Oke?
Renungan Joger, Kamis, 17 Oktober 2019.
Renungan Joger, Rabu, 16 Oktober 2019.
Pemerintah yang benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) baik dan sehat butuh sebanyak-banyaknya teman untuk berkoalisi (bekerja sama) membangun negeri dan menyejahterakan seluruh rakyatnya secara adil dan beradab, bukan untuk berkolusi (bersekongkol) dalam rangka membela maupun memperkaya segelintir pengusaha maupun penguasa yang rakus dan korup. Setuju? Terima kasih!
Renungan Joger, Selasa, 15 Oktober 2019.
Kalau saja para penguasa, para pengusaha, para pekerja, para pendidik, para pelajar, para mahasiswa, para petani, para pensiunan, maupun para penganggur di NKRI yang berdasarkan Pancasila ini benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap menjalankan kelima sila dalam Pancasila secara benar-benar wajar atau benar-benar optimal, tentu saja tidak perlu sampai ada orang miskin maupun terpaksa hidup susah di NKRI kita yang indah, subur, luas, dan kaya ini. Terima kasih!
Renungan Joger, Senin, 14 Oktober 2019.
Alangkah indahnya hidup di NKRI yang berdasarkan Pancasila ini, kalau saja semua pemangku kepentingan yang hidup di wilayah NKRI ini benar-benar (tidak hanya seolah-olah saja) mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap mengendalikan dirinya dan/atau terutama keserakahannya agar tetap berada dalam tingkat yang benar-benar wajar atau benar-benar optimal atau benar-benar baik, jujur, adil, beradab, kekeluargaan, bergotong-royong, dan bertanggungjawab atau benar-benar Pancasilais.
Renungan Joger, Sabtu, 12 Oktober 2019.
Beginilah jadinya kalau orang-orang yang terlanjur kecewa malah hanya pandai memanfaatkan kebebasan berbicara tanpa berbekal iktikad atau niat baik yang benar-benar baik bagi kemaslahatan, keutuhan, maupun kesejahteraan kita bersama sebagai segumpal bangsa Indonesia yang heterogen, otonom, dependent, independent, maupun yang sebagian besar malah masih heteronomi ini. > Stop vandalisme!
Renungan Joger, Jumat, 11 Oktober 2019.
Silakan larang dan/atau bahkan hukum lah kami ketika kami benar-benar menghina maupun ketika kami sudah benar-benar bersikap destruktif, tapi tolong jangan larang kami untuk mengemukakan pendapat maupun meng(k)ritisi kalian yang suka mentang-mentang, sok kuasa, maupun suka bersikap seenaknya! Merdeka! Terima kasih!
Renungan Joger, Kamis, 10 Oktober 2019.
Tidak semua nasihat orang tua kita harus kita ikuti begitu saja tanpa berpikir, tapi juga tidak semua nasihat orang tua kita harus kita tolak mentah-mentah. Banyak hal positif maupun negatif yang bisa kita jumpai dalam nasihat orang tua kita, yang penting kita tetap mau membuka mata, telinga, otak, hati, maupun dompet kita untuk menerima maupun memberi secara benar-benar wajar atau benar-benar merdeka atau secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggung-jawab. Tetaplah bijaksana dan waspada!