Renungan Joger, Kamis, 26 November 2020.
Untuk membangun NKRI ini kita memang tidak butuh diktator bertangan besi, tetapi kita butuh tangan-tangan yang lebih tegas dan lebih keras daripada suara-suara maupun sikap-sikap keras para provokator, para pengacau, para perencana makar, para koruptor, para ekstremis, para pendukung negara agama, maupun para penumpang gelap yang berpotensi menggerus semangat persatuan NKRI yang berdasarkan Pancasila yang benar-benar beriktikad. Setuju?
Renungan Joger, Rabu, 25 November 2020.
Untuk bisa "beribadah ritual secara baik" maupun untuk bisa sering-sering melakukan kerja bakti menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup kita bersama, sudah selayaknyalah kita mau, mampu, dan rajin berkarya kreatif, bekerja nyata, maupun bekerja sama secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan bertanggung-jawab agar makin banyak orang suka berurusan dengan kita! Kurangilah omong kosong! > Terima kasih!
Renungan Joger, Selasa, 24 November 2020.
Salah satu (bukan satu-satunya) kebaikan yang dianjurkan maupun diajarkan oleh para pemuka agama apapun juga maupun oleh kelima sila dalam Pancasila kita bersama, adalah jangan mentang-mentang dalam berniat maupun bersikap di kehidupan kita bersama di dunia yang fana dan penuh misteri ini. Marilah kita hidup bersama secara wajar-wajar saja! Jangan kurang ajar! Karena keadilan adalah kewajaran! Setuju?
Renungan Joger, Senin, 23 November 2020.
Kalau memang benar-benar ingin NKRI ini tetap punya makin banyak koruptor, preman, provokator, teroris, maupun penentang Pancasila, sudah selayaknyalah partai-partai besar maupun kecil yang masih eksis di NKRI ini tetap ngotot mencalonkan calon-calon anggota legislatif yang punya track record yang jahat, keji, kejam, kotor, radikal, provokatif, dan/atau terutama anti-Pancasila, he..he..he.
Masalah klasik manusia sejak zaman purba, adalah sangat suka mengatur, tetapi sangat tidak suka diatur. Sangat suka mengatur, tetapi sangat amat tidak suka dan juga sangat amat tidak mampu mengatur dirinya sendiri secara benar-benar baik, jujur, adil, beradab, dan sportif. Makanya, kalau saja semua orang sudah benar-benar mau, mampu, sempat, ikhlas, dan mantap mengatur dirinya masing-masing, tentu saja dunia ini akan sangat baik, aman, dan damai. Tetapi itu, kan kalau saja, he..he. Salam hangat dari Joger, Balinesia.
Pada dasarnya hampir semua orang biasa (bukan orang luar biasa) biasanya pasti suka hidup secara benar2 baik, jujur, dan bahagia, tetapi sayang selalu ada saja orang2 luar biasa yang beranggapan dan/atau bahkan percaya bahwa kebahagiaan hidup bisa dicapai dengan cara2 yang tidak baik dan tidak jujur. Makanya, kalau bisa, marilah kita rembukkan dan pastikan apa, sih yg benar2 baik bagi kemaslahatan, keselamatan, dan kebahagiaan kita bersama sebagai bangsa Indonesia?
Renungan Joger, Jumat, 20 November 2020.
Kalau bisa, janganlah sampai benar-benar meremehkan apa atau siapa pun secara berlebih-lebihan! Tetapi sebaliknya, janganlah sampai benar-benar terlalu memuja-muja, memuji-muji, dan/atau apalagi sampai terlalu mencintai seseorang maupun sesuatu secara berlebih-lebihan. Marilah kita buka lebar-lebar mata, telinga, hati, tangan, maupun hidung kita untuk meneliti segala sesuatu maupun semua orang secara wajar sebelum benar-benar bersikap. Kalau belanja, telitilah sebelum benar-benar membeli. Oke?
Renungan Joger, Kamis, 19 November 2020.
PAKAR bukanlah orang pintar yang hanya pandai dan gemar mengolah, mengelola, maupun mengutak-atik hal-hal yang sederhana dan mudah menjadi rumit dan sukar, tetapi sebaliknya malah benar-benar mau, mampu, dan sangat suka menyederhanakan dan memudahkan hal-hal yang rumit-rumit dan sukar-sukar. Untuk membangun NKRI kita tercinta ini kita sangat butuh banyak pakar yang benar-benar (tidak seolah-olah saja) punya sikap hidup yang benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, bertanggungjawab, berimajinasi, berinisiatif, berani, bersyukur, bermanfaat, tekun, dan tahu diri. * Salam hangat dari Joger, Kuta, Bali.
Renungan Joger, Rabu, 18 November 2020.
Orang yang 100% benar-benar suci itu sebenarnya belum pernah benar-benar ada, tetapi itu bukan berarti bahwa orang yang secara beramai-ramai dianggap suci benar-benar tidak ada. Pada dasarnya hanya "bayi yang masih berada di kandungan ibunyalah" yang bisa benar-benar 99% suci dan murni. Makanya, kalau bisa dan jika memang ingin mensucikan atau mengidolakan seseorang, janganlah terlalu terburu nafsu, tetapi bukalah mata, telinga, otak, maupun hati kita lebar-lebar untuk menelitinya terlebih dahulu.
Renungan Joger, Selasa, 17 November 2020.
MANUSIA yang benar-benar MANUSIA, biasanya pasti sangat mendambakan kedamaian hidup yang benar-benar berkeadilan. Tetapi sebaliknya "binatang berbentuk manusia", biasanya malah sangat suka pada kekacauan yang biadab untuk memancing di air yang keruh. Jangan takut, tetapi marilah kita waspadai para penumpang gelap yang menginginkan NKRI kita ini kacau dan hancur. Marilah kita waspadai segala bentuk ekstremisme maupun segala bentuk kementang-mentangan yang justru sangat pandai, licik, dan munafik!