Renungan Joger, Kamis, 17 Desember 2020.
Menurut saya (Mr. Joger), pada dasarnya semua orang biasa yang masih ingin hidup layak (wajar) pasti punya rasa takut dalam menjalankan maupun menghadapi berbagai ketidakpastian dalam kehidupan kita di dunia yang fana dan penuh misteri ini, dan rasa takut kita yang wajar itulah yang sebenarnya membuat kita jadi serakah secara wajar juga. Keserakahan yang wajar itulah pendorong yang baik. Dan yang tidak baik itu adalah keserakahan yang berlebih-lebihan. Wajar itu menyejukkan!
Renungan Joger, Rabu, 16 Desember 2020.
Kalau memang hanya sekadar ingin kaya harta, bekerjalah yang rajin dan berhematlah yang disiplin di segala bidang! Tapi kalau memang benar-benar ingin bahagia, sukses, tidak miskin harta, dan juga tidak miskin jiwa, bekerja dan berkarya lah yang benar-benar baik, jujur, adil, beradab, bermoral, beretika, bertanggungjawab, bersyukur, dan berwawasan lingkungan secara benar-benar wajar, optimal, dan/atau merdeka demi kemaslahatan kita bersama yang berkesinambungan. Thank you!
Renungan Joger, Selasa, 15 Desember 2020.
Hidup di NKRI yang berdasarkan Pancasila ini sebenarnya hanya sangat indah dan menyenangkan saja, kecuali jika kita sudah benar-benar terjebak harus hidup bersama dan/atau apalagi di bawah kekuasaan orang-orang kaya pongah yang berjiwa miskin. Makanya, kalau bisa, hati-hati dan bijaksana lah dalam memilih teman bergaul dan/atau apalagi memilih pemimpin revolusi akhlak, he..he. Hati-hatilah bung!
Renungan Joger, Senin, 14 Desember 2020.
Saya (Mr/Pak Joger) bukanlah politikus, tapi hanya pengusaha jelek dan bodoh dari Bali. Kalau, toh saya boleh berpendapat, tampaknya NKRI kita ini butuh pemimpin yang benar-benar baik, jujur, dan beriktikad seperti Pak Jokowi, Pak Mahfud MD, Pak Ganjar Pranowo, Ibu Risma, Pak Luhut, Pak Novel Baswedan, Pak Erick Tohir, Pak Jonan, Ibu Susi, Pak Tito, maupun Pak Dudung DKK. Semoga saja pendapat saya ini tidak terlalu berlebihan, sehingga mau didukung oleh makin banyak orang. Setuju?
Selama untuk memperoleh suara rakyat masih mahal, selama itu juga lah rakyat tidak bisa memperoleh wakilnya maupun pemimpinnya yang benar-benar baik, jujur, rajin, adil, beradab, dan bertanggungjawab untuk mewujudkan, merawat, maupun menumbuhkembangkan kemaslahatan, keselamatan, kesehatan, kebahagiaan, dan/atau kesejahteraan bersama yang benar-benar berkeadilan. Marilah kita ganti "lingkaran setan" yg hampir selalu berkecamuk menguasai kehidupan di NKRI kita tercinta ini dengan "lingkaran cinta". Setuju? Terima kasih!
Kalau bisa, janganlah sampai terlalu memuja maupun mencintai uang secara berlebih-lebihan, karena kalau hal itu kita lakukan, janganlah heran kalau kita pun akan tumbuh dan berkembang menjadi hamba atau budak uang. Tapi sebaliknya, janganlah sampai terlalu meremehkan uang, karena kalau hal itu yang kita lakukan, janganlah heran kalau uang pun akan meremehkan dan menjauhi kita. Wajar-wajar sajalah! Oke?
Renungan Joger, Jumat, 11 Desember 2020.
Kita tidak mungkin bisa tahu apakah kita memang cocok dan berbakat jadi pengusaha atau tidak, sebelum kita benar-benar mempertaruhkan dan memanfaatkan sebagian waktu, tenaga, pikiran, ruang, maupun uang halal dan legal kita untuk menjalankan berbagai kegiatan bisnis. Ayo, marilah kita ramai-ramai pertaruhkan dan manfaatkan sebagian dari waktu, tenaga, pikiran, ruang maupun uang halal dan legal kita untuk jadi pengusaha secara benar-benar baik, jujur, ramah, rajin, dan beradab! Oke?
Renungan Joger, Kamis, 10 Desember 2020.
Kalau tetangga kita atau orang lain mencuri di kebun kita, itu adalah hal yang bisa saja kita terima sebagai hal yang wajar, tapi jika sampai ada orang yang kita beri tempat tinggal, beri makan, beri minum, beri perhatian, beri bayaran yang wajar setiap hari mencuri di kebun kita, itulah yang bisa sangat menyakiti hati, otak, maupun jantung kita, he..he..he. Makanya, hati-hatilah memilih teman bergaul dan/atau apalagi teman hidup, justru agar kita tidak sampai terlalu menyesal kemudian.
Yang namanya ulama atau pemuka agama, seharusnya, kan benar-benar baik, jujur, dan toleran, tapi koq ada beberapa orang yang mengaku ulama atau pemuka agama malah bicaranya ngawur, penuh caci maki, penuh ancaman, penuh hinaan, penuh hoax, penuh kebencian, dan/atau bahkan juga penuh hasutan? Mungkin sudah saatnya para penegak hukum kita di seluruh NKRI kita tercinta ini mengikuti ketegasan Pak Dudung (PANGDAM DKI) dalam menyikapi kengawuran ulama-ulama gadungan penyebar perpecahan. Oke? Terima kasih!
Renungan Joger, Selasa, 08 Desember 2020.
Ketidakadilan, intoleransi, korupsi, kolusi, nepotisme, pemerasan, persekusi, diskriminasi, buruknya pelayanan publik, rumitnya birokrasi, buruknya pelayanan kesehatan, mahalnya rasa aman, tingginya biaya hidup, dan rendahnya daya beli masyarakat masih saja menghiasi wajah NKRI kita yang indah, luas, subur, dan kaya ini, kapankah negara benar-benar hadir untuk membantu mengatasi semua masalah yang mentradisi ini? Padahal pajak sudah hampir selalu hadir di hampir semua bidang dengan targetnya yang belum pernah kendor.